TAYUBAN DI ERA GLOBAL

tayuban, tayub, seni tradisi

Arus globalisasi dan perkembangan informasi dan komunikasi yang cepat terkadang berdampak pada menurunnya popularitas pertunjukkan rakyat. Meski menghadapi tantangan seperti itu, pertunjukkan tayub di Blora masih bertahan dan bahkan berkembang seiring dengan zamannya. Demikian hasil kajian Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum saat ujian doktor hari Selasa (28/3) di ruang seminar Sekolah Pascasarjana UGM.
Menurut Sri Rochana, sebagai seni pertunjukkan rakyat yang dianggap pinggiran, tayub merupakan seni pertunjukkan yang memiliki bentuk kasar dan sederhana. Dalam perkembangannya bentuk kesenian ini ternyata mampu menjadi pertunjukkan seni yang lebih tertata dan menarik.
Penelitian Sri Rochana yang melihat perspektif tayub dari sisi sosial, budaya dan ekonomi berkesimpulan bahwa tayub memiliki peran sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Aspek sosial dan budaya pada dasarnya selalu melekat dalam setiap pertunjukkan tayub. Aspek sosial terlihat pada kegiatan interaksi sosial yang selalu terjalin dalam berbagai hajatan, upacara ritual, dan perayaan yang melibatkan masyarakat luas. “Aspek budaya tampak pada perkembangan tayub sebagai seni pertunjukkan yang diminati masyarakat, juga terkait dengan adapt dan tradisi masyarakat. Tayub juga menjadi ruang aktualisasi diri, sarana berekspresi, dan sarana rekreasi bagi masyarakat”, ujar Dosen STSI Surakarta.
Sementara itu, aspek ekonomi tampak pada kegiatan ekonomi yang tumbuh sebagai dampak pertunjukkan tayub. Pertunjukkan tayub ternyata mampu mendorong terjadinya aktivitas ekonomi di sekitar tempat penyelenggaraan. Terlihat dengan kehadiran pedagang (komunitas mremo) yang membuat pasar tiban yang berjualan segala keperluan, teruatama makanan dan minuman. “Pertunjukkan tayub juga dapat menjadi sumber penghasilan bagi para seniman terutama para joged. Seorang joged yang laris dan popular mampu mendapat penghasilan kira-kira Rp 20.000.000,- perbulan atau mendapat imbalan uang Rp 1.000.000,- untuk satu kali pertunjukkan”, tandas Sri Rochana saat mempertahankan desertasi berjudul “Seni Pertunjukkan Tayub di Blora Jawa Tengah
kajian Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum

0 komentar: